BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine, Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana Biografi Myra Estrin Levine?
2 Bagaimana konsep utama teorilevine?
3 Bagaimana Konsep Dasar Model Konservasi Levine?
4 Bagaimana Teori Levine Dan Proses Keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1 untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine.
2 untuk memahami konsep utama Teori Levine
3 untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
4 untuk mengetahui hubungan Teori Tevine dengan proses keperawatan
1 untuk mengetahui biografi singkat Myra Estrin Levine.
2 untuk memahami konsep utama Teori Levine
3 untuk mengetahui konsep dasar Model konservasi Levine
4 untuk mengetahui hubungan Teori Tevine dengan proses keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Myra Estrin Levine
Myra Estrin
Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering
sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George,
2002).
Levine lulus
dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor
Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah
lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor
perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master
Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar
keperawatan di berbagai lembaga seperti University of Illinois di Chicago dan
Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan
yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima
gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun
1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine
meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori
keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama
dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa
keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga
ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya
sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan
perawatan pasien (George, 2002).
Levine adalah
seorang pemimpin aktif di dalam Asosiasi Perawat Amerika dan Asosiasi Perawat
Illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa acara pada program,
tempat kerja, seminar dan panel, dan seorang penulis berbakat mengenai ilmu
perawatan dan pendidikan. Walaupun dia tidak pernah berniat untuk mengembangkan
teorinya, akan tetapi dia menyajikan suatu struktural pengajaran tentang
medical-surgical dan suatu stimulus untuk pengembangan teori. " Empat
Prinsip Konservasi Keperawatan" adalah statmen pertama dari prinsip
konservasi
Levine memiliki
berbagai macam karir. Pengalamannya dalam ilmu keperawatan seperti menjadi staff
keperrawatan, administrasi dan tenaga pengajar, instruksi teknis dan pengarah
dalam jasa keperawatan. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang
termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima
gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992.
Penghargaan :
· A charter fellow of the American Academy of Nursing(1973)
· An honorary membership in the American Mental Health Aid to Israel (1976)
· Honorary Recognition from the Illinois Nurses' Association
· Member of Sigma Theta Tau (Alpha Beta Chapter, Loyola University)
· Enlisted in Who's Who in Americal Women (1977-1988)
· Enlisted in Who's Who in American Nursing (1987)
· Elected fellow in the Institute of Medicine of Chicago (1987-1991)
· First recipient of the Elizabeth Russel Belford Award for
excellence in teaching from Sigma Theta Tau (1977)
· Both the first and second editions of her book, Introduction to Clinical
Nursing, received American Journal of Nursing (AJN) Book of the Year awards and
her 1971 book, Renewal for Nursing was translated to Hebrew
· Awarded Honorary Doctorate of Humane Letters from Loyola University
of Chicago (1992)
2.2 Konsep Utama
Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan
berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin
keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep
pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini,
Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen
dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1. Orang
Seseorang adalah holistik
sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas dan satu
"yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar."
The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu
memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal
17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan
kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu.
Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu lingkungan internal dan
eksternal :
a. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi
dan patofisiologi dari individu
dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan
internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis
daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal,
yang selalu merupakan bentuk energi.
b. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional,
dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal
yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya,
suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi
dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak
memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup
semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual adalah
bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan
konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan
pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan
psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.
3. Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan pola
perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan
"merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah
untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang
dimaksud dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan
sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya
penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ... Ini
bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana
perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk
mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi
lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus
dihentikan atau kematian akan terjadi ".
4. Perawatan
Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine,
1973, hal.1). "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di
mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun
tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan
keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan
(kesehatan).
Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara
dimana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah
fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik
membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler,
fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada
tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi.
2.3 Teori Levine Dan Proses Keperawatan
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Dalam teori
Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien
terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi
atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari
perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung
jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam
perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu
interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga,
anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam
membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi
kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika
anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi
sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat
prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan
pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian
perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur),
waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain,
pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem
tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas
struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal
(sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial
yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta
kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi
dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan
tujuan :
1. Menetapkan strategi yang
dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingakat perencanaan
yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian
tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep,
teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan
perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan
perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase
perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari
perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data
dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill
untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong
adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat
memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data
tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang
pengobatan atau support.
Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu
sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan
membutuhkan intervensi perawatan.
2.4 Teori yang dikemukakan
“Nursing is human
interaction.Nursing knowledge, thoroughly grounded in modern scientific
concepts, allows for a sensitive and productive relationship between the nurse
and the individual entrusted to her care. In the care of the sick, this has
always been true, but never before has there been available to the nurse so
rich and demanding a body of knowledge to use in the patient’s behalf” Myra Levine
(1973, p. 1)
Model Levine
berfokus pada individual sebagai makhluk holistic dan area utama yang menjadi
konsern perawat dalam memelihara keutuhan seseorang (person’s wholeness).
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Dan intervensi
keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energy adalah
bagian yang menjadi pertimbangan.Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari
sudut pandang konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapa tempat
konservasi di antaranya energy klien, struktur integritas, integritas personal
dan integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan di tunjukkan pada
pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
2.5 Konsep Dasar Model Konservasi
Levine
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup
terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas
konservasi , dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama
(Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi
energi dalam lingkup area.
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan
konservasi model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk
kesehatan dan penyembuhan.Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi
dalam keperawatan :
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi
secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat
digunakan dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi
Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas
struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan
penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil
dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai
personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan
keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan
menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan
menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social.
2.6 Tiga Konsep Utama Dari Model
Konservasi
A.Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah
sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality
between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of
which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik,
mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan
bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya
merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan
kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis
dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasaruntuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
B. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan
internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa
adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis,
spesificity, dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya
yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola
adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin
adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit,
atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
· Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya
sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan
lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan patofisiologis, dan
lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level
perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi
dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang
mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat
mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada konseptual
level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan
keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
· Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon
inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1)
Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui
menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang
disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan
sejahtera. 2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan
yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi
untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi,
dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu
berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi,
informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara
utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon
ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi
saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara
mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keamanan dirinya.
· Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk
diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah
penentuan rencana keperawatan.
C. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar
teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu
melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian
Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi
mempertahankan keunikan mereka.
2.7 Aplikasi dalam keperawatan
Aplikasi Pada Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan
menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)
Proses
|
Pembuatan
keputusan
|
Pengkajian
Mengumpulkan
data provokatif melalui wawancara dan observasidengan menggunakan prinsip
konservasi
|
Perawat
mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap penyakit,
membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan pasien
tentang kebutuhan akan bantuannya.n
Perawat
mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan prinsip
konservasi.
Fakta
provokatif yang perlu dikaji:
|
Keputusan
à Tropihicognosis
Diagnosa
keperawatan à menyimpulkan fakta provokatif
|
Fakta
provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi
pasien. Sebuah kep utusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat .
Keputusan
ini disebut tropihicognosis
|
Hipotesis
Mengarahkan
intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi
|
Berdasarkan
keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis
tentang masalah dan solusinya. Ini disebut rencana keperawatan.
|
Intervensi
Uji
hipotesis
|
Perawat
menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan.
Intervensi
dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur,
personal dan sosial.
Pendekatan
ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi adaptasi.
|
Evaluasi
Observasi
repon organisme terhadap intervensi
|
Hasil
dari uji hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respn organisme apakah hipotesis
membantu atau tidak.
|
2.8
Keterbatasan Teori
Meskipun kelengkapan dan
aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model
konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan;
demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori
Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung
prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah
komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian,
keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk
menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika
persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa
keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Modelditerapkan:
1.
Konservasi energi, Levine
tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau
kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien.
Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada
anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
2.
Pada konservasi
integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi
tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi,
memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu
sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi
plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions;
integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari
kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika
tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.
3.
Pada konservasi
integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan
pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis
didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis
terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien
koma yaitu, individu atau klien bunuh diri.
4.
Tujuan konservasi
integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi
manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari
sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak
memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien
psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang
tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang
yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA